√ 2 Biaya Operasi Kista Ovarium 2023 : Pasien Umum & BPJS

Biaya Operasi Kista Ovarium – Seperti yang telah diketahui, kista adalah suatu formasi berisi cairan atau materi setengah padat yang terbentuk di dalam tubuh seorang wanita. Ketika kista tumbuh di indung telur atau ovarium, kista tersebut disebut sebagai kista ovarium.

Setiap wanita dapat mengalami kista, terutama bagi mereka yang masih menjalani siklus menstruasi bulanan. Hal ini tidak terjadi tanpa alasan, karena kista berkembang dari folikel yang berisi sel-sel telur yang pecah atau terurai setiap bulan jika tidak dibuahi.

Apabila folikel tidak berhasil pecah, akan terbentuk kista seiring berjalannya waktu. Secara umum, kista ovarium biasanya dapat menghilang dengan sendirinya dan tidak menimbulkan gejala. Namun, jika kista semakin besar dan menyebabkan keluhan, solusinya adalah menjalani operasi.

Oleh karena itu, jika Anda berencana menjalani operasi kista ovarium di rumah sakit terdekat, penting untuk mengetahui berapa biayanya terlebih dahulu. Pada kesempatan ini, kami akan membahas secara komprehensif mengenai biaya operasi kista ovarium, baik untuk pasien umum maupun peserta BPJS.

Penyebab Kista Ovarium

Sumber gambar: SehatQ

Pada umumnya, kista ovarium muncul saat masa subur atau saat seorang wanita sedang menstruasi. Sebenarnya, kista ovarium tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa perlu tindakan medis.

Namun, kista ovarium dapat menjadi berbahaya jika kantung berisi cairan pecah atau memiliki ukuran yang besar sehingga mengganggu aliran darah ke ovarium. Berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya kista ovarium dalam tubuh seorang wanita:

  1. Gangguan hormonal.
  2. Endometriosis.
  3. Infeksi panggul.
  4. Riwayat kista ovarium sebelumnya.

Gejala Kista Ovarium

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, umumnya kista ovarium dengan ukuran kecil tidak menimbulkan gejala pada penderitanya. Gejala mulai muncul ketika kista ovarium mencapai ukuran yang lebih besar. Jika ukurannya terus membesar, itu dapat dikategorikan sebagai kondisi serius.

Sebelum melanjutkan pembahasan tentang biaya operasi kista ovarium, penting untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda yang mungkin muncul. Beberapa gejala adanya kista ovarium dalam tubuh seorang wanita antara lain:

  1. Sering buang air kecil.
  2. Rasa sakit saat berhubungan seksual.
  3. Nyeri panggul tiba-tiba.
  4. Perut terasa kembung.
  5. Mudah merasa kenyang meskipun hanya makan sedikit.
  6. Gangguan siklus menstruasi.
  7. Nyeri di perut bagian bawah atau di sisi tempat kista muncul.
  8. Pembengkakan di area kista.
  9. Mual dan muntah.
  10. Sakit saat buang air besar.
  11. Demam.

Pemeriksaan Medis Kista Ovarium

Langkah pertama dalam penanganan kista ovarium adalah mengonfirmasi keberadaannya melalui tes ultrasonografi. Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran organ internal. Dengan tes ini, kita dapat melihat lokasi, bentuk, ukuran, dan komposisi kista. Tes ini dapat dilakukan dengan CT Scan, MRI, atau perangkat ultrasonografi.

Biasanya, kista akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu atau bulan. Oleh karena itu, diperlukan tes berulang untuk memastikan kondisi kista.

Jika kista tidak mengalami perubahan atau bahkan semakin membesar, dokter akan menyarankan tindakan operasi.

Prosedur Operasi Kista Ovarium

Sumber gambar: Lifepal

Selain mengetahui biaya operasi pengangkatan kista ovarium di rumah sakit Indonesia, penting juga untuk memahami prosedur pelaksanaannya. Seperti halnya operasi pengangkatan batu empedu, operasi kista ovarium dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu laparoskopi dan laparotomi.

Jenis operasi yang direkomendasikan oleh dokter kepada pasien tergantung pada ukuran dan karakteristik kista yang terlihat melalui pemeriksaan USG. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai prosedur operasi pengangkatan kista ovarium:

Laparoskopi

Laparoskopi adalah prosedur pengangkatan kista ovarium menggunakan alat khusus berbentuk tabung yang dilengkapi dengan lampu dan kamera di ujungnya yang disebut laparoskop. Pada prosedur laparoskopi, dokter membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan laparoskop melalui sayatan tersebut.

Dengan bantuan laparoskop, dokter dapat melihat gambaran perut dan organ panggul wanita, serta mengangkat kista tersebut. Prosedur operasi kista ovarium dengan laparoskopi lebih disukai oleh pasien karena minim rasa sakit dan pemulihan yang lebih cepat.

Laparotomi

Pada prosedur pengangkatan kista ovarium menggunakan laparotomi, dokter membuat sayatan yang lebih besar di perut pasien. Sayatan ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung bagian dalam perut dan panggul pasien, sehingga dapat mengakses area yang lebih luas untuk mengangkat kista.

Umumnya, dokter akan merekomendasikan operasi laparotomi jika kista ovarium dicurigai menjadi kanker. Karena sayatannya lebih besar, pasien biasanya perlu menginap di rumah sakit selama beberapa hari setelah prosedur operasi selesai dilakukan.

Perawatan Setelah Operasi Kista Ovarium

Setelah pengangkatan kista ovarium, biasanya kamu akan merasakan rasa sakit di perut. Namun, rasa sakit tersebut akan hilang dan membaik dalam waktu 1-2 hari.

Umumnya, proses pemulihan setelah operasi kista ovarium dengan metode laparoskopi membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Sedangkan, pemulihan setelah laparotomi membutuhkan waktu yang lebih lama, sekitar 6-8 minggu.

Namun, perlu diketahui bahwa setelah operasi kista ovarium, terdapat risiko terkena infeksi. Oleh karena itu, dokter biasanya memberikan resep antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi tersebut.

Biaya Operasi Kista Ovarium

Sumber gambar: SehatQ

Setelah mengetahui gejala, penyebab, dan prosedur operasi pengangkatan kista ovarium di rumah sakit, penting untuk memahami besaran biayanya. Biaya operasi pengangkatan kista ovarium di rumah sakit dapat bervariasi tergantung pada wilayah tempat tinggal.

Harga atau tarif pelayanan rumah sakit dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti tingkat keparahan, kompleksitas, dan risiko operasi pengangkatan kista ovarium. Berikut adalah rincian biaya operasi kista ovarium di rumah sakit, baik untuk pasien umum maupun peserta BPJS.

Pasien Umum

Bagi pasien umum, biaya operasi kista ovarium menggunakan metode laparoskopi berkisar antara Rp 24.000.000 hingga Rp 60.000.000. Terdapat juga beberapa rumah sakit yang menawarkan biaya operasi yang lebih murah, namun perlu diperhatikan bahwa tingkat fasilitas medis mungkin berbeda.

Pasien BPJS

Bagi peserta BPJS Kesehatan, operasi kista ovarium tidak dikenai biaya alias gratis, mirip dengan operasi amandel. Namun, pasien harus memenuhi syarat dan ketentuan dari rumah sakit terkait penggunaan kepesertaan BPJS.

Baca juga: Biaya Masuk Pesantren Darul Arqam Garut & Cara Daftar.

Efek Samping Operasi Kista Ovarium

Meskipun operasi pengangkatan kista ovarium merupakan tindakan yang relatif aman, tetap ada risiko efek samping yang mungkin timbul pada pasien. Berikut adalah beberapa efek samping atau risiko yang mungkin terjadi setelah menjalani operasi kista ovarium di rumah sakit:

  1. Pendarahan yang berlebihan.
  2. Rasa sakit yang parah atau pembengkakan di perut.
  3. Demam tinggi.
  4. Keputihan yang berwarna gelap atau memiliki bau yang tidak biasa.

Baca juga: Biaya Masuk AKPOL : Syarat & Tes Fisik Pendaftaran.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua rumah sakit di Indonesia saat ini menyediakan layanan operasi pengangkatan kista ovarium untuk pasien. Biaya operasi tersebut bervariasi tergantung pada tingkat keparahan, kompleksitas, fasilitas yang disediakan, dan risiko operasi yang terkait.

Demikianlah penjelasan dari Biayaharga.com mengenai biaya operasi kista ovarium di rumah sakit di seluruh Indonesia, lengkap dengan prosedur dan risikonya. Semoga informasi di atas dapat menjadi referensi bagi mereka yang akan menjalani operasi pengangkatan kista di rumah sakit terdekat.

Photo of author

Abbas

Saya, Abbas, gemar mengamati harga barang dan suka menghemat uang sejak kecil. Kini, sebagai penulis blog, saya berbagi tips tentang harga dan biaya.