√ Biaya Tes IGRA di Prodia 2023 : Prosedur & Efek Samping

Biaya Tes IGRA di Prodia – Seperti yang diketahui, tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan merupakan penyakit kedua yang paling mematikan setelah HIV. Tuberkulosis adalah penyakit yang ditularkan melalui percikan dahak (droplet) yang terinfeksi oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Jika seseorang diduga terinfeksi bakteri tersebut, sangat disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan TBC. Salah satu langkah medis yang tepat untuk mendiagnosis penyakit TBC adalah pemeriksaan darah dengan menggunakan metode Interferon Gamma Release Assay (IGRA). Tes IGRA ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi keberadaan tuberkulosis dalam tubuh pasien.

Tes IGRA adalah prosedur pengambilan sampel darah untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab TBC dalam tubuh seseorang. Untungnya, tes IGRA sudah tersedia di berbagai pusat pelayanan kesehatan, termasuk di Klinik Laboratorium Prodia.

Namun, pastinya Klinik Lab Prodia memiliki kebijakan tarif atau harga pemeriksaan IGRA yang berlaku untuk para pasien. Sebelum mengunjungi klinik tersebut, penting untuk mencari tahu terlebih dahulu mengenai biaya tes IGRA di Prodia untuk semua cabangnya di Indonesia.

Apa Itu Tes IGRA?

Sumber gambar: Gayasehatku

Pemeriksaan IGRA digunakan untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis dengan mengukur respons imunitas seluler (sel T) terhadap infeksi TB. Pemeriksaan ini memiliki tingkat spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Sel T pada individu yang terinfeksi TB akan diaktifasi sebagai respons terhadap antigen spesifik Mycobacterium tuberculosis, seperti early secretory antigenic target-6 (ESAT-6), culture filtrate protein-10 (CFP-10), dan TB7.7 (p4) yang terdapat dalam sistem reaksi. Sel T tersebut akan menghasilkan interferon gamma (IFN-γ), yang diukur dalam pemeriksaan IGRA. Pemeriksaan IGRA menggunakan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Tentang Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi yang serius dan merupakan penyebab kematian kedua setelah HIV di seluruh dunia. Di Indonesia, TBC menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita terbanyak setelah India dan China. Mengingat keganasan penyakit ini, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi TBC, salah satunya adalah tes IGRA, meskipun biayanya memang relatif tinggi.

Secara umum, ada dua tipe tuberkulosis, yaitu TB laten dan TB aktif. TB laten atau LTBI (Laten Tuberculosis Infection) adalah bentuk tidak aktif dari penyakit ini. Pada kondisi ini, bakteri TBC berada dalam keadaan dormant (tidur) karena sistem kekebalan tubuh yang baik mampu melawan bakteri tersebut. Orang dengan TB laten tidak akan mengalami gejala selama penyakit tetap dalam bentuk laten, dan biasanya tidak menular. Namun, tetap ada risiko bahwa TB laten dapat berkembang menjadi TB aktif. Risiko ini akan tetap ada sepanjang hidup, oleh karena itu penting untuk mendiagnosis dan mengobati kasus TB laten guna mengurangi angka kejadian TB aktif.

Sementara itu, TB aktif terjadi ketika bakteri TBC mengatasi sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan gejala penyakit. Pada TB aktif yang menyerang paru-paru, penyakit ini dapat dengan mudah menular kepada orang lain melalui percikan dahak atau droplet saat batuk. Penularan hanya terjadi jika sistem kekebalan tubuh seseorang sangat lemah.

Beberapa kelompok orang yang rentan terhadap infeksi TBC meliputi lansia, bayi, penderita HIV atau AIDS, penderita diabetes, penderita kanker, pasien setelah transplantasi organ, pasien gagal ginjal, orang yang menjalani pengobatan penyakit autoimun, serta mereka yang berada dalam kondisi ekonomi rendah dan kekurangan gizi. Orang yang tinggal di lingkungan penderita TB juga berisiko tertular, seperti keluarga pasien TB, petugas kesehatan, dan petugas di fasilitas penjara. Orang yang melakukan perjalanan ke daerah dengan kejadian TBC tinggi juga berpotensi tertular penyakit ini.

Manfaat Tes IGRA

Sebelum membahas lebih lanjut tentang biaya tes IGRA di Prodia, penting untuk memahami manfaat dan kegunaannya. Tes IGRA adalah pemeriksaan yang umumnya dilakukan jika dokter mencurigai adanya gejala yang mengarah ke penyakit TBC.

Tes IGRA bekerja dengan mendeteksi paparan bakteri TB dan merespons sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri tersebut, khususnya zat gamma interferon. Namun, perlu diingat bahwa tes IGRA tidak dapat membedakan antara TB aktif dan TB laten.

Indikasi Tes IGRA

Tes IGRA dilakukan sebagai skrining tuberkulosis pada individu dengan risiko tinggi tertular penyakit tersebut. Beberapa kelompok orang dengan risiko tinggi termasuk:

  1. Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV atau AIDS.
  2. Orang yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk.
  3. Tenaga medis atau petugas kesehatan yang sering terpapar pasien TBC aktif.
  4. Individu yang pernah kontak dekat dengan penderita TBC aktif.
  5. Orang yang pernah tinggal di negara dengan tingkat kejadian tuberkulosis yang tinggi selama periode waktu yang lama.
  6. Pengguna obat terlarang yang sering disuntik.

Prosedur Tes IGRA di Prodia

Sumber gambar: KlikDokter

Tes tuberkulin atau tes Mantoux dapat digunakan sebagai metode deteksi TBC selain tes IGRA. Namun, tes IGRA umumnya lebih sering dilakukan pada pasien berusia di atas 5 tahun, sementara tes Mantoux lebih disarankan untuk pasien anak-anak.

Selain membayar biaya tes IGRA di Prodia, pasien juga harus mengikuti seluruh rangkaian prosedur pemeriksaan. Secara garis besar, prosedur tes IGRA hampir sama dengan prosedur pemeriksaan golongan darah. Petugas medis akan mengambil sampel darah pasien melalui pembuluh vena.

Setelah sampel darah didapatkan, petugas medis akan membawanya ke laboratorium untuk penelitian lebih lanjut. Berikut adalah prosedur pemeriksaan IGRA di Klinik Laboratorium Prodia:

  1. Petugas medis membersihkan area pengambilan sampel darah dengan cairan antiseptik.
  2. Lengan kanan atas pasien diikat dengan tali elastis untuk memperlancar aliran darah.
  3. Setelah pembuluh vena ditemukan, petugas medis menyuntikkan jarum steril ke lengan pasien untuk mengambil sampel darah.
  4. Setelah jumlah sampel darah yang cukup terkumpul, petugas melepaskan suntikan.
  5. Terakhir, luka bekas suntikan ditutup dengan kapas atau perban.

Proses pengambilan sampel darah sebagai bagian dari tes IGRA biasanya memakan waktu sekitar 5 menit. Pasien mungkin akan merasakan sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.

Biaya Tes IGRA di Prodia

Sumber gambar: New Atlas

Biaya tes IGRA di Prodia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan biaya tes HIV. Hal ini disebabkan oleh tingkat ketelitian yang tinggi dalam melakukan penelitian sampel darah untuk mendeteksi penyakit TBC.

Tarif atau harga pemeriksaan IGRA di Klinik Lab Prodia berkisar antara Rp 980.000 hingga Rp 1.330.000. Penting untuk diingat bahwa keunggulan tes IGRA di Prodia adalah hanya membutuhkan satu kali kunjungan untuk mendapatkan hasilnya.

Hasil pemeriksaan IGRA di Klinik Laboratorium Prodia dapat diperoleh dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu, tes ini layak dicoba bagi mereka yang memiliki gejala atau tanda-tanda terinfeksi penyakit TBC.

Baca juga: Tarif Tol Balikpapan Samarinda : Semua Rute & Golongan.

Efek Samping Tes IGRA di Prodia

Meskipun tes IGRA umumnya aman dilakukan, tetap ada beberapa efek samping yang mungkin dialami oleh pasien. Berikut adalah beberapa efek samping yang terkait dengan pemeriksaan IGRA di Klinik Laboratorium Prodia:

  1. Tusukan jarum suntik berulang: Kadang-kadang, untuk menemukan pembuluh vena yang tepat, petugas medis harus melakukan tusukan jarum suntik lebih dari sekali. Hal ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan sedikit rasa sakit pada pasien.
  2. Pendarahan: Setelah pengambilan sampel darah, ada kemungkinan terjadi pendarahan di tempat tusukan jarum suntik. Pendarahan ini biasanya ringan dan berhenti dengan sendirinya, tetapi dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan penekanan atau pembalutan untuk menghentikan pendarahan.
  3. Memar: Beberapa pasien mungkin mengalami memar di area tusukan jarum suntik setelah pemeriksaan. Memar ini umumnya ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
  4. Infeksi: Meskipun risiko infeksi rendah, tetapi ada kemungkinan terjadinya infeksi pada area tusukan jarum suntik. Oleh karena itu, penting bagi petugas medis untuk menggunakan jarum suntik steril dan menjaga kebersihan saat melakukan prosedur pengambilan sampel darah.
  5. Pingsan atau sensasi ingin pingsan: Beberapa pasien mungkin mengalami pingsan atau sensasi ingin pingsan setelah pengambilan sampel darah. Ini mungkin disebabkan oleh respons tubuh terhadap tusukan jarum atau ketegangan emosional. Untuk menghindari hal ini, disarankan agar pasien beristirahat sejenak setelah prosedur.

Penting untuk diingat bahwa efek samping ini umumnya ringan dan sementara. Jika Anda mengalami reaksi yang tidak biasa atau memperhatikan gejala yang berkepanjangan, segera konsultasikan dengan petugas medis yang bertanggung jawab.

Baca juga: Biaya Operasi Retina Mata : Gejala, Prosedur, Efek Samping.

Kesimpulan

Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa tarif pemeriksaan IGRA di seluruh cabang Klinik Laboratorium Prodia relatif serupa. Namun, disarankan untuk menyiapkan anggaran biaya yang cukup, melebihi estimasi yang telah diberikan, sebagai langkah berjaga-jaga jika terjadi penyesuaian tarif di masa mendatang.

Demikianlah penjelasan dari Biayaharga.com mengenai rincian biaya tes IGRA di semua cabang Prodia beserta efek samping yang mungkin terjadi selama pemeriksaan. Semoga informasi di atas dapat menjadi referensi saat Anda membutuhkan pemeriksaan IGRA di Klinik Prodia terdekat.

Photo of author

Abbas

Saya, Abbas, gemar mengamati harga barang dan suka menghemat uang sejak kecil. Kini, sebagai penulis blog, saya berbagi tips tentang harga dan biaya.