√ 2 Biaya Operasi Fistula Ani di Rumah Sakit Indonesia 2023

Biaya Operasi Fistula Ani – Fistula ani adalah kondisi terbentuknya saluran abnormal antara ujung usus besar dan kulit di area anus atau dubur. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi yang berkembang menjadi abses di sekitar anus.

Jika tidak diobati dengan cepat, abses di sekitar anus dapat terus tumbuh. Seiring waktu, nanah yang terkandung dalam abses akan mencari jalan keluar dari tubuh dan membentuk saluran di bawah kulit yang menghubungkan ke anus, yang kemudian disebut sebagai fistula ani.

Operasi merupakan salah satu metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi penyakit fistula ani. Di Indonesia, terdapat banyak rumah sakit yang menyediakan jasa operasi untuk fistula ani, dengan tarif atau biaya yang bervariasi.

Biaya operasi fistula ani di rumah sakit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lokasi rumah sakit, tingkat keahlian dokter, fasilitas yang disediakan, dan jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu, besaran biaya juga dapat berbeda antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang besaran biaya operasi fistula ani, disarankan untuk menghubungi rumah sakit terdekat atau mengunjungi situs web resmi rumah sakit tersebut. Pada umumnya, rumah sakit akan memberikan informasi mengenai biaya operasi serta prosedur yang perlu diikuti sebelum, selama, dan setelah operasi.

Gejala Fistula Ani

Sumber gambar: Vena Wasir Center

Fistula ani adalah kondisi di mana terbentuk saluran abnormal seperti terowongan kecil antara kulit dan otot anus. Gejala penyakit ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin dialami seseorang yang menderita fistula ani:

  1. Kesulitan dalam mengontrol buang air besar.
  2. Munculnya bau yang tidak sedap dari dekat anus.
  3. Terdapat nanah atau darah saat buang air besar.
  4. Timbul rasa sakit yang berkelanjutan dan terasa denyutan, terutama saat duduk, bergerak, buang air besar, atau batuk.
  5. Kulit di sekitar anus mengalami iritasi.
  6. Munculnya kemerahan dan pembengkakan di sekitar anus.
  7. Terdapat nanah atau demam.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang akurat dan rencana pengobatan yang sesuai. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerlukan pemeriksaan tambahan, seperti pemeriksaan rektal, untuk mengonfirmasi diagnosa fistula ani.

Penyebab Fistula Ani

Fistula ani dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah infeksi yang terjadi di sekitar anus. Infeksi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan pembentukan fistula. Proses terbentuknya fistula ani dapat dijelaskan sebagai berikut:

Di dalam anus, terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan untuk melumasi daerah tersebut. Apabila kelenjar-kelenjar ini mengalami gangguan atau sumbatan, cairan tersebut tidak dapat mengalir dengan baik. Akibatnya, bakteri dapat berkembang biak dalam kelenjar yang terganggu.

Infeksi bakteri inilah yang menyebabkan pembentukan abses di sekitar anus. Abses adalah kantung berisi nanah yang terbentuk sebagai respons tubuh terhadap infeksi. Kantung abses kemudian dapat membesar dan terisi dengan nanah.

Seiring waktu, nanah dalam abses akan mencari jalan keluar dari tubuh melalui jaringan yang terinfeksi. Fistula ani terbentuk ketika jaringan di sekitar anus terbuka dan membentuk terowongan atau saluran yang menghubungkan abses dengan permukaan kulit di sekitar anus. Melalui fistula ini, nanah dapat mengalir keluar dari tubuh.

Penting untuk mencari perawatan medis jika Anda mengalami gejala fistula ani. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerlukan tes tambahan untuk mengonfirmasi diagnosis dan merencanakan pengobatan yang tepat.

Persiapan Sebelum Melakukan Operasi Fistula Ani

Sumber gambar: ST Wasir Center

Sebelum menjalani operasi fistula ani, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memeriksa tanda-tanda iritasi di sekitar anus, mengecek apakah ada lubang kecil di dekat anus yang mengeluarkan nanah saat ditekan, serta melakukan pemeriksaan colok dubur untuk memastikan adanya fistula ani.

Selain itu, dokter juga akan melakukan tes dan pemeriksaan fisik untuk menentukan seberapa parah fistula ani yang dialami. Beberapa jenis pemeriksaan yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis fistula ani antara lain:

  1. Proktoskopi: Pemeriksaan menggunakan alat khusus dengan lampu di ujungnya untuk melihat kondisi di dalam anus.
  2. Fistula probe: Pemeriksaan menggunakan alat dan pewarna khusus untuk mengetahui lokasi saluran fistula dan abses.
  3. Anoskopi: Pemeriksaan menggunakan alat khusus berupa spekulum anus untuk melihat kondisi di dalam saluran anus.
  4. Kolonoskopi: Pemeriksaan menggunakan selang berkamera yang dimasukkan melalui anus untuk melihat kondisi usus besar dan mencari penyebab fistula ani.

Pemeriksaan-pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam membuat diagnosis yang akurat dan merencanakan tindakan operasi yang tepat untuk penanganan fistula ani.

Prosedur Operasi Fistula Ani

Di bawah ini merupakan sejumlah prosedur yang akan dilakukan oleh dokter spesialis dalam tindakan operasi untuk menangani penyakit fistula ani.

  1. Fistulotomi: Dokter spesialis akan membuka kulit dan otot saluran fistula ani, membersihkan area tersebut, dan membiarkannya terbuka untuk penyembuhan alami dari dalam. Prosedur ini dilakukan jika fistula ani tidak atau hanya sedikit berhubungan dengan otot sfingter.
  2. Penyumbatan Fistula: Setelah nanah dikeluarkan, saluran fistula akan disumbat menggunakan bahan khusus yang dapat terserap oleh tubuh, sehingga fistula tertutup.
  3. Pemasangan Seton: Dokter akan memasang benang (seton) melalui fistula membentuk simpul, sehingga saluran fistula melebar dan nanah dari abses dapat keluar. Tingkat kekencangan benang akan disesuaikan oleh dokter untuk menutup saluran fistula selama masa pemulihan. Benang akan dilepas setelah sekitar 6 minggu.
  4. Pemasangan Jaringan: Dokter akan membedah, membersihkan, dan menambal fistula dengan jaringan yang diambil dari rektum, yang mirip dengan otot sfingter. Rektum adalah bagian akhir usus besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses sebelum dikeluarkan melalui anus.
  5. Pengikatan Fistula: Prosedur pengikatan fistula atau LIFT (ligation of the intersphincteric fistula tract) dapat dipilih jika fistula melalui otot sfingter. Prosedur ini melibatkan pembuatan sayatan di atas fistula, pengangkatan bagian tengah yang meradang, dan pengikatan serta penjahitan ujung-ujungnya untuk menutup saluran fistula.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk menentukan prosedur yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Biaya Operasi Fistula Ani

Sumber gambar: KlikDokter

Setelah memahami beberapa tanda dan penyebab serta prosedur operasi fistula ani di fasilitas medis, langkah selanjutnya adalah membahas biaya administrasinya. Perlu diingat bahwa operasi fistula ani hanya dapat dilakukan oleh dokter bedah yang bekerja di rumah sakit.

Selain itu, biaya operasi fistula ani di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tentu akan berbeda dengan rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa rumah sakit swasta umumnya dilengkapi dengan peralatan medis yang lebih mutakhir dan memiliki dokter terbaik di bidangnya.

Saat ini, biaya operasi fistula ani di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) biasanya dimulai dari Rp 3.000.000. Namun, jika operasi fistula ani dilakukan di rumah sakit swasta, tarifnya akan sedikit lebih tinggi, berkisar antara Rp 7.000.000 hingga Rp 15.000.000.

Sama halnya dengan operasi pengangkatan kelenjar getah bening, saat ini biaya operasi fistula ani dapat sepenuhnya ditanggung oleh BPJS dengan gratis. Namun, untuk memperoleh layanan ini, peserta BPJS harus memenuhi beberapa persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan.

Baca juga: Biaya Treadmill Jantung di Prodia : Manfaat & Prosedur.

Efek Samping Operasi Fistula Ani

Sudah dijelaskan sebelumnya mengenai biaya operasi fistula ani di rumah sakit swasta dan daerah, serta gejala, penyebab, dan prosedur pelaksanaannya. Meskipun operasi fistula ani umumnya aman dilakukan, tetap ada beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi pada pasien.

Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani operasi fistula ani di rumah sakit:

  1. Rasa sakit dan pendarahan: Setelah operasi, pasien mungkin mengalami rasa sakit di area yang dioperasi dan mengalami pendarahan ringan. Ini adalah efek samping umum yang biasanya berangsur-angsur membaik seiring waktu.
  2. Bekas luka yang tidak menyenangkan: Pascaoperasi, bekas luka dapat terbentuk di area anus. Bekas luka ini mungkin tidak enak dipandang dan membutuhkan waktu untuk sembuh sepenuhnya.
  3. Komplikasi inkontinensia tinja: Beberapa pasien dapat mengalami inkontinensia tinja setelah operasi. Hal ini berarti mereka mungkin kesulitan mengendalikan keluarnya tinja dari anus. Gejala ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien dan memerlukan penanganan lanjutan.
  4. Kambuhnya fistula ani: Meskipun operasi dilakukan untuk memperbaiki fistula ani, ada kemungkinan bahwa kondisi ini dapat kambuh setelah operasi. Pasien mungkin mengalami gejala yang serupa setelah beberapa waktu.
  5. Stenosis anus: Beberapa pasien dapat mengalami penyempitan anus setelah operasi, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam buang air besar. Penanganan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.
  6. Gangguan pencernaan: Beberapa pasien dapat mengalami gangguan pencernaan setelah operasi fistula ani. Ini termasuk perubahan dalam pola buang air besar, diare, atau sembelit. Pasien perlu mengikuti instruksi dokter untuk mengelola gangguan pencernaan ini.

Penting bagi pasien untuk menyadari potensi efek samping ini dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai risiko dan manfaat operasi fistula ani.

Perawatan Pascaoperasi

Setelah dinyatakan sembuh oleh dokter, pasien dapat kembali melakukan aktivitas normalnya. Namun, untuk mempercepat proses penyembuhan, dokter akan memberikan saran perawatan luka pascaoperasi yang bisa dilakukan sendiri oleh pasien. Berikut adalah beberapa perawatan yang disarankan:

  1. Berendam dalam air hangat: Mandi dengan air hangat sebanyak 3-4 kali sehari dapat membantu membersihkan dan merawat area luka operasi. Air hangat juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan.
  2. Menggunakan bantalan pada area anus: Selama masa pemulihan luka, disarankan untuk menggunakan bantalan khusus pada area anus untuk memberikan perlindungan dan mengurangi tekanan pada luka operasi.
  3. Konsumsi makanan kaya serat dan minum air: Memperbanyak asupan makanan yang mengandung serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat membantu mencegah sembelit yang dapat memperparah kondisi luka operasi. Selain itu, penting juga untuk minum cukup air guna menjaga kelembapan dan kelancaran sistem pencernaan.
  4. Mengonsumsi obat pencahar jika diperlukan: Dokter mungkin akan meresepkan obat pencahar yang membantu melunakkan tinja jika pasien mengalami kesulitan buang air besar. Penggunaan obat pencahar harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Perawatan mandiri ini dapat membantu dalam pemulihan dan penyembuhan pascaoperasi fistula ani. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti instruksi yang diberikan secara tepat guna memastikan proses pemulihan yang optimal.

Tips Agar Luka Pascaoperasi Lekas Sembuh

Selain mengikuti perawatan yang disarankan oleh dokter, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu pemulihan cepat dari luka pascaoperasi fistula ani:

  1. Istirahat yang cukup: Beri waktu bagi tubuh Anda untuk beristirahat dan pulih setelah operasi. Hindari aktivitas yang berat dan berjalanlah hanya jika diperlukan. Istirahat yang cukup akan membantu luka sembuh dengan lebih cepat.
  2. Gunakan pembalut: Untuk menjaga kebersihan dan melindungi luka, gunakan pembalut yang sesuai. Luka pascaoperasi fistula ani biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk sembuh sepenuhnya, dan penggunaan pembalut dapat membantu menjaga kebersihannya.
  3. Jaga kebersihan: Selalu menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan area sekitarnya. Bersihkan dengan lembut menggunakan air hangat dan hindari penggunaan sabun yang keras. Pat dry dengan lembut menggunakan handuk bersih setelah membersihkan.
  4. Pola makan sehat: Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk mendukung proses penyembuhan. Pastikan makanan mengandung serat yang cukup untuk mencegah sembelit. Minumlah juga air putih dalam jumlah yang cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
  5. Konsumsi obat pencahar: Jika diperlukan, ikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat pencahar untuk membantu mengatasi masalah buang air besar setelah operasi fistula ani.
  6. Lakukan pengobatan dan kontrol rutin: Penting untuk menjalani pengobatan dan kontrol berkala ke dokter, terutama jika Anda memiliki penyakit yang meningkatkan risiko fistula ani. Pengawasan medis yang teratur akan membantu mendeteksi dan mengatasi masalah dengan cepat.
  7. Hindari berganti-ganti pasangan: Setelah operasi, risiko kekambuhan fistula ani cukup tinggi. Hindari berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim untuk mengurangi risiko infeksi dan komplikasi.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan pemulihan pascaoperasi fistula ani dapat berjalan dengan baik dan luka dapat sembuh secara optimal.

Baca juga: Tarif Rawat Inap RSKIA Bandung : Semua Kelas & Pelayanan.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan dari Biayaharga.com mengenai estimasi biaya operasi fistula ani di berbagai rumah sakit di Indonesia, baik untuk pasien umum maupun peserta BPJS. Semoga informasi di atas dapat menjadi acuan bagi Anda ketika mempertimbangkan menjalani prosedur operasi fistula ani di rumah sakit terdekat.

Photo of author

Abbas

Saya, Abbas, gemar mengamati harga barang dan suka menghemat uang sejak kecil. Kini, sebagai penulis blog, saya berbagi tips tentang harga dan biaya.